BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

 

Semua Wanita Ternyata Sama

 

Anda pernah memperhatikan kehidupan wanita di Timur, di Barat, di kota-kota,

di hutan-hutan belantara atau di mana saja? Tentu sebagian besar pernah,

meskipun hanya melalui TV. Apa yang menarik? Tentunya banyak, apalagi buat

kaum pria, meskipun selera berbeda-beda. Antara lain yang menarik perhatian

saya adalah bahwa wanita itu semuanya punya kesibukan sama, yaitu bakti pada

suami, mengurus anak dan rumah keluarga. Di hutan Irian ketika kaum lelaki

santai ngobrol dengan sesamanya, wanitanya sibuk momong anak-anaknya yang

kecil atau membuatkan makanan untuk keluarga. Jangan mengira bahwa wanita

Barat yang dikenal sebagai pejuang emansipasi itu berbeda dari kaumnya yang

masih di pedalaman Irian, Kalimantan ataupun Afrika..., sama, semua sama! Di

Barat ketika suami asyik nonton sepak bola di TV atau santai baca koran di

kursi, istri sibuk membuatkan kopi atau menyiapkan hidangan makan bersama.

Kebalikannya, tidak pernah terjadi, maka tepatlah kalau perempuan mengatakan

"lelaki adalah makhluk yang termanja di dunia". Oleh karena itu kalau ada

perempuan yang menentang sunnatuLlah ini ia tidak mau hidup seperti umumnya

perempuan yang berbakti pada suami dan keluarga, haruslah siap-siap untuk

menjadi perawan tua atau menjadi janda muda (cepat cerai) yang kemudian

hidup menyendiri sampai akhir hayat seperti yang banyak terjadi di Barat.

Saya katakan sebagai sunnatuLlah karena mengingat bahwa keadaan itu bukanlah

monopoli masyarakat Arab atau masyarakat Islam yang sering dipojokkan

sebagai umat yang menjadikan wanita manusia kelas dua, melainkan adalah

fakta umum yang terjadi di semua masyarakat primitive dan madany, bahkan

juga terjadi pada binatang. Cobalah anda perhatikan masyarakat burung, si

betina berminggu-minggu mengeram sendirian di saat yang sama si jantan

dengan bebasnya terbang kemana-mana atau bermain cinta dengan betina lain,

setelah anak menetas si betina pun biasanya sendirian mencari makan,

menyuapi anak-anaknya, serta menjaga mereka dari ancaman musuh. Begitu pula

masyarakat kucing, harimau dan sejenisnya, si betina harus sendirian

melahirkan anaknya dan membesarkan mereka, bahkan terkadang si betina juga

harus menjaga anak-anaknya yang masih kecil agar tidak dibunuh oleh bapaknya

sendiri.

 

Saya menuliskan tema ini bukan untuk membela kaum pria dan menyudutkan

perempuan melainkan karena dua hal, yaitu:

 

Mengingatkan wanita muslimah.

 

Meskipun semua wanita adalah sama, namun Islam telah memberikan nilai lebih

buat kaum perempuan, sehingga patut untuk dikatakan bahwa di Islam wanita

adalah manusia yang terenak di dunia. Inilah yang harus disyukuri. Bagaimana

tidak enak, wanita lain bernasib sama dan melakukan perbuatan yang sama akan

tetapi tidak diberi imbalan oleh Allah sebagaimana muslimat. Bagaimana tidak

enak, sedangkan untuk mencapai keutamaan akhirat muslimat hanya dikenai 4

syarat, seperti sabda RasuluLlah SAW: "Jika seorang perempuan melaksanakan

sholat 5 waktu, berpuasa satu bulan (Ramadlan), menjaga kehormatannya dan

menta'ati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya (kelak di akhirat):

masuklah kamu ke syurga dari pintu yang manapun yang kamu kehendaki" (HR

Ahmad).

 

Nah, apa yang kurang enak, sedangkan lahan pencarian syurga buat perempuan

semuanya ada di rumah, ada pada orang-orang yang dicintainya, yaitu suami

dan anak.

 

Taat pada suami memang bukan asal-asalan, melainkan: selama aturan suami

tidak bertentangan dengan petunjuk Islam, dan suami juga berkewajiban

menyuruh istrinya untuk menta'ati Allah dan Rasul-Nya, sebab Allah telah

berfirman: "Wahai orang-orang beriman jagalah diri-dirimu dan

keluarga-keluargamu dari api neraka" (At-Tahrim/66: 6)

 

Meskipun begitu secara umum tetap saja wanita sangat dienakkan di dalam

Islam. Apa sih beratnya berbakti pada suami kalau istri itu benar-benar

menyintai suaminya? Apa beratnya menghabiskan banyak waktu untuk anak dan

pengurusan mereka bagi ibu-ibu yang sangat menyintai putera/puterinya?

Dengan cinta segala yang berat menjadi ringan, bahkan yang sakit pun terasa

nikmat, buktinya baik pria atau wanita merasa nikmat ketika dicubit oleh

kekasihnya dan wanita tidak ada yang jera melahirkan anak.

 

Mengingatkan kaum lelaki.

 

Allah telah memanjakan kita dengan diciptakannya wanita bukanlah karena pria

adalah makhluq istimewa. Semua manusia di sisi Allah sama, hanya yang

bertaqwa yang punya kelebihan (lihat Al-Hujurat/49: 13). Allah memanjakan

pria di rumah adalah karena di lain pihak pria diberi tugas berat di luar

rumah. Kalau lahan pencarian syurga untuk wanita ada di rumah, maka lahan

pencarian syurga bagi pria terutama di luar rumah. Untuk itulah setiap pria

harus selalu memperhatikan apa-apa yang dilakukan di luar rumah, disamping

pelaksanaan tugasnya sebagai kepala dan pelindung keluarga serta

keharusannya untuk berlaku yang terbaik buat istri.

 

Maka kita, kaum pria, perlu selalu menanyai diri sendiri:

 

Sudahkah saya aktif ke masjid untuk sholat jama'ah dan berbaur dengan

masyarakat Islam? Atau jangan-jangan saya lebih suka di rumah saja,

menyendiri dan tidak mau tahu dengan saudara-saudara muslim yang lain.

 

Sudahkah saya aktif di luar rumah untuk memikirkan nasib umat Islam dan

memperjuangkan agama Allah? Atau jangan-jangan saya hanya disibukkan oleh

kegiatan mencari harta buat diri, istri dan anak, padahal RasuluLlah SAS

telah mengingatkan: "Barang siapa mati dan tidak pernah ikut jihad serta

tidak pernah punya keinginan berjihad maka ia mati di salah satu cabang

kemunafikan" (Muslim)

 

Akhirnya untuk kaum wanita ingin saya sampaikan bahwa berbakti pada suami,

menyenangkan dan mengenakkan hidupnya serta mengurus anak secara Islami

adalah merupakan sunnatuLlah dan tugas mulia bagi wanita yang nilainya bisa

menyaingi dakwah dan jihad yang dilakukan oleh pria. Meskipun begitu anda

harus selalu mengingatkan suami, bahwa dengan dimanjakannya di rumah maka di

luar rumah mereka harus aktif memperjuangkan nasib umat, harus mempunyai

hasrat yang benar untuk bisa mati syahid memperoleh tingkatan tertinggi di

syurga, sebagaimana RasuluLlah SAW bersabda: "Barangsiapa memohon kepada

Allah untuk dimatikan sebagai syahid, pastilah Allah sampaikan ia ke

tingkatan syuhada meskipun ia mati di atas kasur" (Al-Bukhari).

 

Ingatlah bahwa perolehan suami di akhirat adalah perolehan untuk istri juga,

maka jika suami lalai di dunia ini, tidak mau perduli dengan dakwah dan

perjuangan Islam, tidak mustahil istri dapat getahnya di akhirat kelak.

 

Semoga bermanfa'at. WaLlahu a'lam bish-shawwab.

 

Wassalamu 'alaikum wa RahmatuLlahi wa Barakatuh

 

M. Zubaidi

 

----------------------------------------------------------------------------

----

ps. Buat Ukhty Gita dan semua anak sekolahan : (sekedar mengingatkan)

menuntut ilmu itu juga ibadah.

 

----------------------------------------------------------------------------

----

"Barang siapa yang membantu persiapan seorang mujahid di jalan Allah

 

yang Maha Perkasa, maka ia sendiri telah berjihad"   (Bukhari Muslim)

 

             "Dana Peduli Ummat" dapat dikirimkan ke:

 

1. Hokuetsu Bank, Nagaoka Shinsan Branch, No.221848 , a/n KAMMI-JP

 

2. Postal Saving No. 11230-5317311, a/n Hery Mochtady

 

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.