Islam


Panduan Muslimah

 

 

PEMBINAAN KETERAMPILAN MUSLIMAH

(bahgian 1 dari 2)

 

Didiklah wanita memintal benang dan menenun serta menjahit pakaian. Solat wanita dgn puji dan keikhlasan cukup dianggap ketenangan dan ampunan dosa. (Abu A'la al-Mu'ari).

 

Menanggapi syair di atas, Imam Hasan al-Banna berkata, "Kita tdk akan berhenti pd batasan ini dan tdk memperturutkan kehendak kebanyakan org yg melampaui batas, membebani wanita dgn pusparagam pengetahuan yg secara praktis kurang atau bahkan tdk dibutuhkan. Tetapi, kita menyerukan, 'Didiklah wanita dgn pengetahuan yg praktis, sesuai dgn kepentingan dan fungsinya sebagai makhluk Allah. yakni mengatur r/tangga dan mendidik anak yg lahir di tengah keluarga." (Profil Wanita Muslimah, Hasan al-Banna).

 

Urgensi. Banyak ragam tarbiyah fanniyah (pembinaan keterampilan) yg perlu dipelajari Muslimah. Kenapa? Beberapa urgensi berikut akan menjawab pertanyaan itu.

 

Pertama, membantu Muslimah dlm menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah. Sebagai manusia yg beriman, Muslimah mengemban amanah khusus dari Allah. Diantara amanah itu adalah mengatur r/tangga, dan mendidik anak. Utk itu, setiap Muslimah perlu menguasai berbagai keterampilan yg sgt diperlukannya. Misalnya, keterampilan dlm menjaga kesucian dan kebersihan rumah, serta pengaturannya; keterampilan menyusun menu, memasak, membuat pakaian, dan mengurus perbelanjaan keluarga, keterampilan dlm memperbaiki perkakas r/tangga dan memeliharanya, keterampilan dlm membantu pelajaran anak2, dan sbgnya.

 

Dgn menguasai berbagai keterampilan di atas para Muslimah akan dpt menjalankan tugas sbg penanggung jawab urusan r/tangganya secara   optimal. Sekaligus, diantaranya,  membantu menghemat anggaran belanja keluarga.

 

Kedua, berperanan penting dlm mewujudkan jama'ah Muslimah. Urgensi kedua ini mencakup keterampilan2 yg tdk harus dikuasai setiap Muslimah, tetapi harus ada sebahagian Muslimah yg menguasainya (fardhu kifayah). Menurut Dr Yusuf Qordhawi, aktiviti Muslimah baru akan berhasil dan menunjukkan keberadaannya di lapangan, bila kepemimpinan wanita Islam berdiri sendiri di berbagai bidang: dakwah, pemikiran, iptek, sastera, pendidikan. "Masalah ini bukan suatu hal yg sulit dan mustahil. Kerana di kalangan wanita juga terdpt ketokohan dan kepeloporan spt halnya laki2," ungkapnya.

 

Sasaran. Agar tdk melencong dr tujuan dasarnya, tarbiyah fanniyah Muslimah mengarah pd tercapainya sasaran2 berikut:

 

Tumbuhnya potensi fanniyah Muslimah. Dlm kaca mata dakwah, potensi manusia dpt dibedakan menjadi tiga. Begitu juga seorg Muslimah. Ia mungkin berpotensi da'iyah, ilmiah, atau fanniyah. Pd dasarnya, ketiga bidang ini diperlukan dlm pelaksanaan berbagai kewajiban. Namun, biasanya ada penekanan pd salah satu bidang.

 

Selama ini, potensi fanniyah Muslimah tampaknya kurang mendpt perhatian. Padahal, kalau dilihat urgensinya ternyata sgt diperlukan oleh para Muslimah khususnya, dan ummat keseluruhan umumnya.

 

Berhasilnya penerapan manahijul hayah dlm kehidupan. Islam adalah dienullah yg diturunkan sbg pedoman hidup manusia. Ia mengatur kehidupan ini agar tdk terjadi berbagai kekacauan di dlmnya. Wanita di tempatkan 'di dlm rumah', semata2 dilatarbelakangi oleh fitrah penciptaannya, kepentingannya, serta utk melindungi hak2nya.

 

"Dan, hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku spt org2 jahiliyah yg terdahulu, dan dirikanlah solat, tunaikan zakat, taatilah Allah dan RosulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih2nya. Dan,, ingatlah apa yg dibacakan di rumahmu ayat2 Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui" (AQ: Al-Ahzab : 33-34).

 

Dua ayat di atas membicarakan ttg risalah wanita Muslimah. Di dlmnya disebut kata bait (rumah) sampai tiga kali. Hal ini tuk menegaskan bahwa tugas mrk adalah di rumah. Bukan sekedar tuntutan fitrah semata, ttp merupakan tugas dan t/jawab yg didasari ilmu dan cahaya iman.

 

Penggalan ayat "Dan ingatlah apa yg dibacakan di rumahmu...", mencakup risalah ilmu dan konsep bersosial. Di sini tdk disebutkan "dengarkan..." kerana "ingatlah..." mengandung  pengertian mengingatkan kpd org lain pula. Jadi, yg dimaksud rumah termasuk lingkungan sekitarnya, lingkungan khusus yg dibatasi aturan2 syar'i.

 

bersambung...

 

Nurliza Iksan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Islam


Panduan Muslimah

 

 

PEMBINAAN KETERAMPILAN MUSLIMAH

(bahgian 2 dari 2)

 

Dlm Dairatul Ma'arif, Dr Farid Wajdi menegaskan, "Pd awal abad ke-19, wanita di Romawi lebih cenderung dan aktif bekerja sebagaimana lazimnya kaum lelaki. Mrk sibuk bekerja di rumah masing2, sementara para suami mengejar karier di luar.

 

Pekerjaan yg banyak dilakukan wanita saat itu adalah menenun main, baik sutera mahupun wool yg digunakan sebagai bahan pakaian. Perjalanan waktulah yg tlh mengubah keadaan. Mrk lebih cenderung berpola hidup mewah, sehingga wanita pun terpaksa meninggalkan rumah utk bekerja spt laki2..." (Larangan Berkhalwat dgn Wanita, Dr Muhammad Shabbagh)

 

Dgn dikuasainya berbagai keterampilan oleh Muslimah, memungkinkan mrk hidup dlm arahan Islam dan tdk perlu memperturutkan seruan lain yg menyesatkan. Misalnya, seruan agar wanita keluar rumah.

 

Tersedianya lahan kasbul ma'isyah. Dlm kes tertentu, beberapa Muslimah terpaksa harus mengusahakan nafkah penghidupannya. Ini terjadi baik kerana walinya udzur, ataupun ketika ditinggal suami.

 

Memang seharusnya, negaralah yg menanggung hidup mrk. Tapi, kerana hal itu belum memungkinkan, mrk terpaksa berusaha sendiri. Maka, bekal keterampilan akan sgt bermanfaat sbg lahan baginya utk mencari nafkah. Mata pencarian yg halal dan baik dgn mudah ia ciptakan utk dirinya mahupun saudara2nya yg senasib.

 

Bermanfaatnya waktu luang. Di sela2 kesibukan sekolah dan dakwah, tentu ada waktu luang yg kurang dimanfaatkan. Apalagi bagi mrk yg sudah meninggalkan bangku sekolah, tlh banyak waktu terbuang jika tdk pandai2 mengisinya dgn hal2 yg bermanfaat.

 

Rosulullah saw bersabda, "Tdk akan melangkah kedua kaki seorg hamba pd hari kiamat hingga ditanya empat perkara: usianya, utk apa ia habiskan; masa mudanya, bagaimana ia gunakan; hartanya, dr mana ia dptkan, dan pd jalan apa ia keluarkan; serta ilmunya, apa yg tlh ia perbuat dgnnya." (HR al-Bazzar dan Thabrani).

 

Jika hal ini disedari, mestinya tak ada saat2 yg kosong dari aktiviti yg bertujuan memperoleh kebaikan dunia mahupun akhirat.

 

Prioriti. Sesuai dgn urgensinya, tarbiyah fanniyah Muslimah diprioritikan pd keterampilan yg fardhu 'ain (kswajiban individu). Kaidah usul fiqh: "Sesuatu yg tdk sempurna pelaksanaannya kecuali dgnnya, maka ia adalah wajib".

 

Muslimah sebagai pemimpin dlm r/tangga, wajib menguasai berbagai keterampilan utk menyempurnakan kewajibannya sbg isteri dan ibu. Keterampilan ini misalnya tata busana, tata rias, kesihatan, dan mengelola perpustakaan.

 

Prioriti berikutnya tertuju pd keterampilan yg menyangkut masalah fardhu kifayah. Dlm hal ini, tdk semua Muslimah diwajibkan utk menguasai ilmunya. Jika sudah ada sebahagian saja yg menguasainya sehingga boleh mencukupi keperluan ummat, maka semuanya selamat dari beban dosa. Misalnya, profesi doktor dan guru.

 

Prioriti kedua ini hanyalah alternatif, sesuai dgn kemampuan masing2 Muslimah. Perlu juga diperhatikan kaidah usul fiqh: "Keperluan harus diukur dgn kemampuan."

 

" Katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan RosulNya dan org2 yg beriman akan menyaksikan pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kpd (Allah) yg mengetahui yg ghaib dan yg nyata, lalu diberitahukanNya kpd kamu apa yg tlh kamu kerjakan." (AQ: at-Taubah: 105)

 

Wallahu a'lam

 

Nurliza Iksan