|
|
23 Desember 2001
Menghindari 'Perang' Menjelang Tidur
"Rud,
sudah jam setengah sembilan malam, ayo tidur."
"Nggak ngantuk."
"Eh, besok kamu sekolah, lho."
"Iya, ya Ma. Ntar."
Adu syaraf sering terjadi menjelang waktu tidur. Mungkin menjadi bagian dari hari-hari Anda. Skenarionya pun
acapkali sama: ayah atau ibu memaksa tidur dan si anak
yang menolak tidur.
Anak-anak perlu tidur. Meskipun
begitu, banyak anak yang menolak tidur saat mereka lelah. Penolakan ini seringkali mengakibatkan 'perang' antara orangtua dan
anak menjelang tidur. Konflik ini bisa begitu
tingginya sampai-sampai si kecil naik ke tempat tidur dengan berurai air mata.
'Perang' menjelang tidur bisa dihindari dengan perencanaan.
Menciptakan ritual kebiasaan sebelum tidur yang selalu dilakukan setiap hari akan menjadikan kesempatan itu pengalaman yang menyenangkan
bagi anak dan orangtua.
Seberapa banyak?
Orangtua, terutama yang masih baru, seringkali khawatir tentang
cukup-tidaknya waktu tidur anak mereka. Lama tidur
seorang anak amat bergantung pada umurnya. Berdasarkan riset
tentang tidur yang diselenggarakan oleh
Hingga umur dua tahun, lamanya masih 14 jam tetapi dengan
pembagian 12 jam untuk malam hari, dan selebihnya tidur selama waktu istirahat.
Mulai prasekolah hingga dewasa, tidur selama 10-12 jam sesuai
kebutuhan. Harap diingat, walaupun sudah ada perkiraan
waktu tidur yang dibutuhkan anak, kebutuhan tidur tetap berbeda antarindividu.
Pada dasarnya, anak-anak akan memberikan tanda-tanda
bila mereka tak cukup tidur. Mereka mengalami kesulitan
bangun di pagi hari atau rewel sepanjang hari. Anak usia
sekolah tak bisa memusatkan perhatian pada pekerjaan sekolahnya. Guru mungkin akan memberitahu orangtua bahwa anak mereka tampak lelah. Anak-anak yang kelelahan terkadang mengalami kesulitan tidur di
malam hari.
Ritual menjelang tidur
Langkah pertama menciptakan ritual menjelang tidur adalah memutuskan kapan si
kecil harus tidur. Carolyn Wernemuende, pediatris asal Kanada yang
banyak menulis tentang kesehatan anak menyarankan para orang tua untuk memilih
waktu yang cocok dan berusaha untuk selalu menepatinya. "Ingatlah,
konsistensi adalah faktor penting dalam pendidikan dan pengasuhan anak,"
katanya dalam Informed Parents..
Bila anak-anak tidur pada waktu yang sama tiap
malamnya, jam internal mereka mulai memberitahu tubuh mereka untuk merebahkan
diri dan bersiap-siap tidur. Anak-anak yang tubuhnya siap tidur akan terlelap lebih cepat dan lebih nyenyak pula.
Mulailah persiapan tidur setidaknya 30 menit sebelum anak
meringkuk di bawah selimutnya. Persiapan itu termasuk
di antaranya menggosok gigi dan mencuci kaki, muka, dan tangan. Ini sudah bisa dimulai sejak mereka balita.
Ketimbang menghabiskan waktu dengan adu otot untuk menidurkan
anak, lebih baik sebagai orangtua memberikan 'waktu khusus' bagi mereka.
Warnemuende mengungkap, pengalaman menunjukkan 'waktu khusus'
efektif bagi anak-anaknya.
Berdua-duaan dengan si kecil sebelum tidur merupakan salah
satu dari kegiatan menutup harinya. Saat-saat ini juga menciptakan
kenangan manis. Sebab, kenyataannya
banyak anak yang sudah besar mengenang kebiasaan bersama ayah-ibunya menjelang
tidur.
Warnemuende menyediakan waktu bersama masing-masing anaknya
10 menit di kamar sebelum tidur setiap malamnya. Pada
'waktu khusus' itu, setiap anak boleh memilih kegiatan yang ingin dilakukannya
bersama ayah atau ibu. Si sulung memilih bermain
boneka, si adik main sekolah-sekolahan. Kedua anak ini
juga suka bila ayah atau ibunya membacakan cerita.
Begitu mereka sudah duduk di kelas tiga, Warnemuende menduga
mereka sudah bosan dengan 'waktu khusus'. Anehnya,
ungkapnya, kedua anak itu menginginkan waktu khusus bersama ibu sampai SMU.
Tentu saja, begitu mereka beranjak remaja, 'waktu khusus' ini
tak lagi untuk bermain boneka atau membacakan cerita. Yang
lebih utama, menjadi kesempatan 'curhat' dari hati ke hati. "Suatu kesempatan yang indah bagi orangtua," ujar
Warnemuende.
Terkadang orangtua merasa mereka tak punya cukup waktu untuk
melakukan ritual menjelang tidur. Anak-anak
menghabiskan waktu Anda untuk tawar-menawar satu lagi acara televisi untuk
ditonton. Diskusi ini seringkali berakhir pada
pertentangan tentang kapan si kecil tidur.
Dan, bila si kecil tidur, baik Anda maupun dia sama-sama
dalam keadaan jengkel. Akhirnya, Anda pun menghabiskan
waktu dan energi lebih banyak untuk 'adu syaraf'. Menyediakan waktu
untuk membuat ritual menjelang tidur adalah salah satu cara
membantu menghemat waktu Anda dan memelihara perasaan nyaman.
poy
?
Berita ini dikirim melalui Republika Online
http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=57314&kat_id=123
Yahoo! Groups Sponsor |
|
-----
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran."
(QS Al-Asr(103):1-3)
Your use of Yahoo! Groups
is subject to the Yahoo! Terms of
Service.