Subhanallah!
Catatan, Ahad
30 Juni 2002
Hari ini adalah hari yang paling berkesan sejak saya datang ke Tokyo delapan
bulan yang lalu. Hari ini, seorang wanita Jepang kembali ke pangkuan Islam,
mengikrarkan dua kalimat syahadat dihadapan sekitar dua puluhan muslimah
Jepang, Indonesia dan Pakistan, tiga orang Muslim yang membantu kelancaran
proses kembali ke Islam tersebut serta beberapa wanita Jepang yang belum masuk
Islam.
Ada rasa haru
ketika “saudari baru” itu menuliskan laval syahadatain dalam bahasa Jepang, dan
ada air mata yang tak dapat terbendung ketika sang Ustadz memintanya, dengan
dibantu oleh seseorang yang mengerti bahasa isyarat, agar “saudari baru” itu
mengucapkan laval Arabnya di dalam hati, serta ada kebahagaiaan yang tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata ketika ustadz mendo’akan keselamatan pada
“saudari baru” tersebut….., seorang tuna rungu yang cerdas, sehingga berhasil
menangkap sinar hidayah tersebut melalui kalbunya yang bersih.
Ya…., Muslimah
baru itu adalah seorang tuna rungu. Tetapi kekurangannya itu tidak membuatnya lemah dan putus asa untuk
mempelajari sesuatu, hatta pada hal-hal yang orang Jepang biasa pun sulit untuk
mempelajarinya. Sebagai seorang Jepang yang memiliki
kekurangan dalam pendengaran, dia memiliki segudang kelebihan yang membuat
orang-orang pantas untuk kagum kepadanya. Sebagai seorang tuna rungu, ia berhasil menguasai tiga bahasa isyarat, Jepang, Inggris
dan Perancis, yang berarti ia juga paham percakapan biasa dalam tiga bahasa
tersebut. Padahal, orang Jepang biasa pun sulit untuk menguasai bahasa Inggris,
yang merupakan bahasa internasional, apa lagi bahasa
Perancis. Sebagai seorang tuna rungu pula, dia mampu membaca
gerak bibir dalam percakapan sehari-hari. Terakhir, sebagai pencari
hidayah, ia secara rutin mengikuti pengajian yang
diadakan Muslimah Jepang di Masjid Otsuka, salah satu masjid di daerah
Semoga Allah
menetapkan hatinya dalam hidayah ini, semoga Allah menjaganya, sejak terhapus
seluruh dosanya ketika ia kembali ke Islam, selama sisa hidupnya sampai ke
akhirat dan semoga Allah memberkahi keislamannya, sehingga bisa menjadi
pelajaran, bagi siapa pun yang mengenalnya, untuk mencontohnya agar tidak
terpaku pada kekurangan yang ada, dan terus belajar, memperbaiki diri sepanjang
hayat…sampai kematian memisahkan kita dari ladang amal di dunia ini…amiin.
By. Vie