assalamu'alaikum

kalau yang ini...
penulisnya ada di milis ini...
jadi mohon dikritik untuk peningkatan
keterampilan menulis di masa yang akan datang. ^-^

makasih kalau sempat membaca sampai habis...
jangan lupa kritikannya, ya...

wassalam,
gita

=======

ARABIA GO WAKARIMASUKA?


Sore itu, Ahad 11 Agustus 2002, aku dan putriku Afiyah, baru kembali dari SRIT,
Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Iya, tadi kami menghadiri acara yang tiap tahun
diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan bangsa kita. Tapi selama empat tahun
aku di Jepang, baru kali ini aku menghadirinya. Sebelumnya, selain memang kurang
minat karena rumah kami cukup jauh dari SRIT, juga enggak terlalu kuat motivasi
untuk menghadirinya. Acaranya tidak jauh dari hura-hura, walaupun bisa juga kita
manfaatkan sekaligus buat silaturahmi, seperti kemarin itu, rekan-rekan dari
pengajian muslimah kanto meramaikan acara bazaar makanan, yang seluruh
keuntungannya akan disumbangkan ke Indonesia. Yah, paling tidak moment seperti
ini bisa kita ambil manfaatnya…
Wah, jadi cerita kemana-mana nih…
Sebenarnya, aku mau cerita peristiwa di sore hari tadi. Aku dan
Afiyah, putriku yang berusia 2 tahun, berjalan memasuki gedung teater yang memang
selalu kami lalui untuk menuju rumah kami. Hari itu aku memakai tunik bermotif
kembang-kembang kecil berwarna ungu, merah marun, pink, lalu dipadukan dengan
kulot warna merah marun dan jilbab warna gradasi yang serupa. Ini memang salah
satu baju favoritku. Afiyah juga berbaju muslimah, hanya saja tidak berjilbab,
karena hari itu udara cukup gerah dengan suhu sekitar 35 derajat Celsius.
Seperti biasa, kami langsung menuju bagian paling dalam dari gedung
tersebut, tujuan kami tidak lain ke lift yang biasa kami naiki. Aku dan Afiyah
bergandengan tangan sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Hari itu Afiyah menyanyikan
lagu kesukaannya "Olatulloh," kata Afiyah ketika menyebutkan lagu "Shalawat
Nabi." Afiyah memang menyukai lagu, karena biasa aku senandungkan sejak ia masih
di dalam kandungan.
Setiba di depan lift, Afiyah segera menekan tombol lift ke arah
bawah, tapi ternyata lift sedang menuju ke atas. "Hmmm… berarti kami harus
menunggu beberapa saat," pikirku. Saat itu juga sebuah suara anak kecil yang
masih terdengar agak cempereng menegurku, "Muslim no hito desuka?"
Celingukan aku ke kiri kanan, pertanyaan yang terasa aneh selama aku
berada di Jepang. Siapa ini yang bertanya secara terus terang, apakah aku seorang
muslim. Biasanya orang Jepang akan malu-malu bertanya seperti aku berasal dari
negara mana, walaupun aku tahu yang mereka maksud adalah kenapa bajumu aneh
seperti itu.
Kudapati, seorang anak laki-laki berkulit putih dan berrambut pirang,
aku langsung menebak ia berasal dari keluarga Amerika melihat gaya pakaian dan
bicaranya yang "berani" tadi.
"Haik," jawabku.
"Assalamu'alaikum," suara yang terdengar lebih kecil dan agak ragu-
ragu menegurku. Aku palingkan wajahku ke arah suara tersebut, ternyata anak laki-
laki seumuran dengan yang pertama, sekitar 12 tahun. Tapi yang ini jelas
berwajah Timur Tengah.
"Wa'alaikumussalam," jawabku sambil tersenyum.
"Anata wa nan no jin?" Tanya anak yang pertama tadi. Aku tersenyum
mendengar pertanyaan ini. Sangat khas dengan anak-anak dan sangat wajar bagi
orang asing. Pertanyaan yang kesannya kurang sopan karena menanyakan langsung
tentang asal usul bangsaku dengan kalimat yang bisa dikatakan tidak sopan pula.
Tapi kembali lagi, karena yang menanyakan adalah anak kecil dan orang asing,
semuanya terasa wajar dan menggelikan.
"Indonesia jin desu," jawabku sambil tersenyum. Saat itu juga,
berdatangan beberapa anak seumuran mereka sekitar 2-3 orang lagi, ada perempuan
ada laki-laki, ada yang kelihatannya anak Amerika dan ada juga yang Timur Tengah.
"Anata no namae wa?" Tanya si anak pertama tadi. Anak-anak yang
lainnya semakin mengerubungi kami. Afiyah senang-senang saja melihat banyak
kakak-kakak yang mengerubunginya.
"Gita desu," kusebutkan namaku menjawab pertanyaannya.
"Kanojo no namae wa? Tanya anak itu lagi sambil menunjuk ke Afiyah.
"Afiyah desu," jawabku. Afiyah tersenyum-senyum melihat semua mata
kakak-kakak itu memandangnya.
"Anatano namae wa?" tanyaku balik ke kedua anak pertama.
"James, " jawab anak yang pertama.
"Husein," jawab anak yang kedua.
Belum sempat aku berkomentar, anak yang pertama kembali menyerangku
dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Arabia go wakarimasuka?" Tanya anak pertama yang aku duga berbangsa
Amerika.
"Iie," jawabku agak gugup, tidak menyangka akan ditanyakan tentang
kemampuan bahasa Arabku. Aku tidak bisa bahasa Arab sama sekali.
"Ei go wakarimasuka?" tanyanya lagi.
"Haik," jawabku tergugup menyadari aku bisa bahasa Inggris tetapi
tidak bisa bahasa Arab.
"Ting!" suara lift menandakan pintu lift terbuka. Aku bergegas masuk
lift sambil melambaikan tangan ke mereka. "Bye-bye…," kata Afiyah seraya ikut
melambai. Mereka membalas dengan hal yang sama.
Sepanjang jalan menuju ke rumah, pertanyaan itu terus bergema di
telingaku, "Arabia go wakarimasuka?"

----
Femina Sagita femina@bcomp.metro-u.ac.jp

------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/Ey.GAA/pCOolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->

-----
"Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
(QS Al-Asr(103):1-3)


Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/



.