oleh: Ir. Kriswanto Widiawan

Kemampuan berbicara di depan umum tidaklah dimiliki setiap orang karena kemampuan ini berkaitan erat dengan citra pribadi. Biasanya orang yang memiliki  kemampuan ini  sering  disebut  dengan "pemimpin". Kemampuan berbicara di depan umum  dapat  dimiliki   karena  adanya bakat alam (sering disebut "dilahirkan"), dengan menjalani pelatihan atau secara spontan muncul dalam situasi darurat (bersifat sementara).


Public Speaking

Public Speaking yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis.

Berikut ini adalah penjelasan delapan komponen yang disebutkan di atas.

1. Mengatasi Hambatan Kepribadian

  • Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
  • Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - Organisasikan bahan presentasi Anda.
    - Visualisasikan.
    - Berlatih.
    - Bernafas dalam - dalam.
    - Berfokus pada relaksasi.
    - Melepas ketegangan.
    - Kontak mata.

cemas?  CEMAS????

 

2. Penggunaan Body Language Secara Tepat

  • Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    - postur tubuh.
    - Perpindahan tempat.
    - Gerak isyarat.
    - Mimik wajah.
    - Mata yang bersinar.
  • Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    - memasukan tangan ke saku.
    - Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    - Lengan disedekapkan.
    - Bertolak pinggang.
    - Meremas-remas tangan.

 

3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran

  • Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - pendahuluan
    - Kalimat prepandangan.
    - Gagasan utama dan sub gagasan.
    - Keuntungan dari penyampaian materi.
    - Kalimat peninjauan.
    - Kesimpulan.
  • Sebelum membahas public speaking lebih jauh, kita tinjau pengertian komunikasi lebih dahulu. Dalam proses komunikasi, komunikator menyampaikan pesan dan komunikan memberikan umpan balik. Umpan balik ini dapat berisi hal yang positif sebagai tanda mengerti pesan yang disampaikan, atau hal yang negatif sebagai tanda salah mengerti, atau bertanya sebagai tanda tidak mengerti.
  • Berbicara merupakan bagian dari komunikasi. Jika umpan balik dalam proses komunikasi itu lebih bersifat positif, berarti penyampaian pesan komunikator telah efektif. Dalam melakukan public speaking tidak selalu ada kata sepakat namun selalu tercapai pengertian bersama (komunikan mengerti maksud komunikator dan sebaliknya, walau tidak setuju).
  • Supaya tepat sasaran dalam melakukan public speaking, hal-hal berikut ini harus diperhatikan :

1.                            Kenali latar belakang komunikan, baik budayanya, sukunya, pendidikannya, pekerjaannya, hobinya, status sosialnya, kepentingannya maupun hal-hal yang nampaknya tidak ada artinya.

2.                           Hilangkan / dekatkan kesenjangan-kesenjangan dengan cara mengubah diri, ikuti "arus" namun tidak sampai "hanyut" dan akhirnya perlahan-lahan mempengaruhi "arus".

3.                           Ciptakan suasana yang menunjang, tergantung pada komunikan yang kita hadapi, pada umumnya mereka senang dengan keramahan / keakraban dan keterbukaan yang tidak sampai tahap mencampuri urusan orang lain.

4.                           Tentukan maksud dan tujuan pembicaraan kita; sekedar pengisi waktu / obrolan ringan, diskusi, brainstorming, informasi, negosiasi, atau mempengaruhi orang lain.

5.                           Arahkan materi pembicaraan dan gunakan strategi sesuaidengan tujuan pembicaraan yang telah ditetapkan.

6.                           Gunakan kata-kata yang tidak menimbulkan pengertian ganda agar tidak membingungkan.

7.                           Gunakan logika berpikir. Cobalah untuk kritis, kreatif, kembangkan pola pikir yang logis, dan sistematis. Biasakan bertanya mengapa, bagaimana, seandainya, .....

8.                           Evaluasi terus secara sadar.

 

4. Penggunaan Alat Peraga

  • Alat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk :
    - Memfokuskan perhatian audience
    - Mengukuhkan pesan verbal
    - Merangsang minat
    - Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan
  • Hal yang harus diingat adalah : alat peraga hanya sebagai alat bantu, jangan menjadi pusat perhatian. Interaksi dan hubungan anda dengan audience yang menentukan keberhasilan public speaking.

Menggunakan Alat Peraga
Hindari timbunan data

 

            

Contoh penyajian grafik

 

 

5.Persiapan

  • Faktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :
    - penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, . . .)
    - Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil, cukup tidur, . . .)
    - Latihan gaya, menghitung waktu, . . .
    - Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.
    - Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, . . .
    - Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, . . .
    - Kreativitas.

6. Pelaksanaan yang meyakinkan

  • Intonasi suara, semangat, rasa percaya diri, keyakinan yang sempurna, rasa optimis, mata yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audience, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangat mempengaruhi keberhasilan berbicara di depan umum.

7. Feeling

  • Otak manusia terdiri dari optak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang rasional, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau senidan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidak pastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri. Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejala yang dapat merusak presentasi kita. Contoh : jam presentasi yang tidak tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yagn monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanya jawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".

8. Finishing Touch

  • Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, ungkapkanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audience terpana, tercengang, berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.

Taken from http://www.mitra.net.id