Mengenali Diri
dan Mengembangkan Kepribadian..!
GloriaNet - Setiap manusia normal cenderung mengharapkan dirinya berkembang menjadi lebih baik lagi,
apa pun profesinya.
W Stern mengemukakan Teori Konvergensi yang mengatakan kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi dari nature dan nurture. Jadi, hasil interaksi dari potensi yang dimiliki manusia dan seberapa besar
lingkungan mempengaruhi perwujudan potensi yang dimiliki.
Kalau berbicara mengenai "potensi", kita tidak bisa berbuat
banyak, karena potensi manusia memang sudah terberi.
Yang dapat diupayakan
adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang ada agar berfungsi sesuai dengan peran yang harus kita jalankan.
Dalam hal ini, Harry Ingham dan Joseph Luft dalam Johari
Window-nya (nama Johari berasal dari Joseph Luft dan Harrington Ingham) menyatakan
bahwa manusia memiliki empat daerah pengenalan diri yaitu:
1. Diri terbuka
2. Diri terlena
3. Diri tersembunyi
4. Diri yang tidak dikenal
siapa pun.
Keempat hal di atas
digambarkan sebagai berikut.
Bidang 1: Diri terbuka
Bagian diri yang disadari oleh diri
sendiri dan ditampilkan kepada orang lain atas
kemauan sendiri. Misalnya perasaan, pendapat dan pikiran
yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain,
seperti muka, bentuk badan, umur
yang tampak pada keadaan badan (tua, muda).
Bidang 2: Diri terlena
Bagian diri yang tanpa disadari diri sendiri, tertutup
terhadap dirinya, tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui oleh orang lain. Misalnya kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat, dan kemampuan tertentu yang tidak disadari ada pada diri
sendiri, yang sering berpengaruh (positif atau negatif) dalam
berhubungan dengan orang lain (misalnya sering membuat interupsi, kurang memperhatikan perasaan orang lain, senang membantah, membanggakan diri, dan sebagainya).
Bidang 3: Diri tersembunyi
Bagian diri yang disadari oleh diri
sendiri, tetapi secara sadar ditutup-tutupi
atau disembunyikan terhadap orang lain. Mungkin juga orang
tidak tahu bagaimana menyampaikan dirinya kepada orang lain (misalnya tidak setuju tentang
pendapat orang lain, tetapi tidak dapat
menyampaikan hal itu), atau karena
kalau disampaikan akan membuat
malu diri sendiri, misalnya perasaan ketidakpastian, keinginan yang rahasia, dan sebagainya.
Bidang 4: Diri
yang tak dikenal oleh diri sendiri
dan oleh orang lain.
Bagian diri yang tidak dikenal diri
sendiri dan orang lain ini berupa motif, kebutuhan yang tidak disadari, terlupakan atau didesak ke bawah
sadar sehingga tidak dikenal lagi
dan masih mempengaruhi tindakan orang dalam berhubungan
dengan orang lain.
Untuk dirinya perlu dikembangkan kepercayaan dengan jalan membuka diri
terhadap pendapat, perasaan, dan pikiran
orang lain, artinya membuka jalan bagi
orang lain untuk memberikan umpan balik kepada dia
sehingga bidang diri terbuka (1) melebar dan akan timbul perbaikan dalam hubungan dengan orang lain.
Mengenali diri maksudnya adalah memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari
segi keunggulan yang dimiliki maupun segi kekurangan-kekurangan yang ada pada diri.
Umpan balik
Umpan balik merupakan proses di mana seseorang
memberi tahu berdasarkan pengamatan dan perasaannya tentang tingkah laku seseorang guna membantu perkembangan
pribadi orang itu.
Beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan sebagai upaya perubahan sikap adalah memiliki
motivasi kuat untuk berkembang, memiliki antusiasme dengan cara berpikir
positif, bersedia belajar meyakini dan menghargai kemampuan diri, berupaya meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan diri sendiri, berupaya
tidak membiarkan perkecualian terjadi, sebelum kebiasaan baru berakar pada
kehidupan, dan bersikap rajin berlatih pada setiap
kesempatan diperoleh.
Pengembangan kepribadian
Kecuali modal pegangan tersebut diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan
juga faktor di bawah ini.
a. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan.
Sistem
yang dianut. Kadang-kadang sistem
yang berlaku dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan
pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita
berada, tanpa disadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita
bekerja.
Tanggapan atau sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
b. Faktor penghambat yang berasal dari diri
individu sendiri.
Faktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan jelas.
Faktor motivasi dan faktor
keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima
kenyataan bahwa ia memiliki
kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
Faktor usia.
Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam
usia tidak
melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan
dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda
lebih hebat karena produktif.
Memang banyak aspek penghambat
pengembangan kepribadian kita, namun sebenarnya
masalah utamanya terletak pada jawaban
kita terhadap pertanyaan, "Benarkah kita berkeinginan untuk mengembangkan diri kita?" (GCM/Kps)