Bahtera Keluarga Muslim

 

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar : „Perkokohlah bahteramu

karena samudra ini amat dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan ini

amat panjang. Ikhlaskanlah amalmu karena pencatatmu sungguh amat jeli"

 

Amal ibadah mempunyai 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Lillah :

hanya karena Allah swt 2. Billah : bersama Allah swt, artinya mengikuti apa

yang perintah Allah swt 3. Illallaah : tujuan akhir hanya mencari keridhaan

Allah swt

 

Membangun sebuah rumah tangga muslim juga merupakan ibadah yang harus

memenuhi ketiga syarat tersebut. Dasar membangun rumah tangga adalah

keikhlasan karena perintah Allah swt dan mengikuti sunnah Rasulullah saw,

bukan hanya ingin mendapatkan pasangan hidup. Dalam pelaksanaannya pun

seperti apa yang dicontohkan Rasulullah saw, bukan dengan cara-cara lain

yang dilarang. Sedangkan tujuan akhir dari pembentukannya adalah hanya untuk

mencari keridhaan Allah swt, bukan kedudukan, harta atau keridhaan manusia.

 

Hadits Rasulullah saw diatas telah mensinyalir, bahwa samudra yang akan

diarungi oleh bahtera rumah tangga amatlah dalam dan perjalanannya pun amat

panjang. Karena itulah perlu adanya usaha ekstra, baik dalam mempersiapkan,

memasuki gerbangnya dan berjalan diatas keagungan nilainya.

 

Bagaimana Memperkokoh Bahtera ?

 

Kehidupan sebuah rumah tangga dapat diumpamakan sebagai sebuah bahtera.

Keselamatan bahtera itu sangat tergantung dari kewaspadaan para penumpang

diatasnya. Rasulullah saw memberikan gambaran bagaimana seharusnya hidup

bersama dalam berrumah tangga.

 

Rasulullah saw bersabda : „Perumpamaan orang-orang yang menjaga batas-batas

Allah swt dengan mereka yang melanggarnya, bagaikan satu kaum yang menaiki

sebuah bahtera. Sebagian mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bawah.

Mereka yang di bawah jika ingin air (terpaksa) melewati orang-orang yang di

atas, lalu berkata, „Seandainya kita lubangi (bahtera ini) untuk mendapatkan

air, tentu kita tidak lagi mengganggu orang-orang yang di atas." Jika orang

yang diatas membiarkan keinginan mereka yang di bawah, tentu semua akan

binasa. Jika mereka menghalanginya, mereka akan selamat dan selamatlah

semuanya." (HR Bukhari dan Tarmidzi)

 

Dalam mengarungi samudra kehidupan kadang bahtera itu miring ke kiri dan ke

kanan. Satu saat tenang, dan di saat lain dihempas gelombang. Untuk itulah

sejak awal bahtera harus dipersiapkan dan diperkuat di segala sisinya.

Caranya ialah dengan selalu menjaga langkah agar tidak keluar dari tujuan

asasinya serta selalu menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga.

 

Musthafa Masyur mengungkapkan bahwa kesejahteraan keluarga bukanlah terletak

pada aspek fisik materi, tapi keterikatan anggota keluarga dengan aqidah,

ibadah, akhlaq dan pergaulan Islam, hingga seluruh kehidupan terwarnai

dengan identitas Islam secara utuh. Bagaimana kehidupan yang islami, dapat

kita lihat dari suri tauladan kita Rasulullah saw. Karena Allah swt sendiri

telah menyatakan dalam Al-Qur'an : Sesungguhnya telah ada pada (diri)

Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah. (QS. 33:21)

 

Kita mencontoh bagaimana Beliau shalat dan beribadah, makan, minum, tidur,

menjalin sillaturrahmi dengan para shahabatnya, dsb.

 

Selain itu ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh

pasangan baru, yaitu :

 

1. Rumahku surgaku

 

Yaitu keluarga sakinah yang didalamnya terdapat ketentraman dan ketenangan,

baik bagi suami, istri ataupun anak-anak. Dimana masing-masing berusaha

melakukan perannya dengan sebaik mungkin dan saling meringankan beban satu

sama lain (bukan membebani).

 

2. Rumah adalah madrasah kecil

 

Yaitu adanya proses belajar mengajar. Semua anggota keluarga saling mengisi

dan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada, bukan hanya sekedar

memaklumi. Faktor penunjang yang penting demi lancarnya proses belajar

mengajar ini adalah komunikasi dan sikap keterbukaan sesama anggota

keluarga, saling menasehati dan rela untuk dinasehati serta berjalannya

fungsi saling membantu antara suami istri.

 

3. Hiasi rumah dengan shalat, salam, doa dan tilawah Al-Qurfan

 

Ibadah-ibadah tersebut akan lebih terasa indah dan nikmat jika dilakukan

secara berjamaah. Hal inilah yang akan memberikan suasana islami yang segar

di dalam rumah.

 

Bagaimana Memperbanyak Bekal ?

 

Ilmu dan harta adalah dua bekal yang harus dipersiapkan sebelum seseorang

memasuki gerbang pernikahan. Bekal ilmu untuk persiapan mental dan bekal

harta untuk persiapan fisik. Mengapa harus dipersiapkan sebelumnya ? Jodoh

adalah ketentuan Allah swt yang kita tidak tahu kapan datangnya. Jika kedua

bekal tersebut sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya, maka seseorang

tidak akan menjadi „kelabakan" ketika jodoh tiba di depan mata. Tanpa

persiapan yang baik atau bahkan tanpa bekal sama sekali hanya akan

menimbulkan kesulitan kelak dalam kehidupan rumah tangga. Namun dalam hal

harta, bukan sedikit atau banyaknya penghasilan yang didapatkan, tetapi

nilai usaha dan barokah (kebaikan) yang ada di dalamnya. Dalam hal ini Allah

swt berfirman : Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu,

dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang

perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan

kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.

24:32)

 

Hindarilah rasa ketakutan yang berlebihan (takut akan kemiskinan dan

kekurangan), karena itu adalah godaan syetan yang hanya akan menimbulkan

keputusasaan.

 

Dan sebagai muslimah, sebaiknya membekali diri dengan pendidikan ketrampilan

untuk dapat menyempurnakan kewajibannya dalam rumah tangga. Misalnya ilmu

tentang berrumah tangga, mengurus anak, tata boga, tata busana, bagaimana

mengelola ekonomi rumah tangga, perpustakaan rumah dsb. Tujuan dari

pembekalan ilmu tersebut adalah agar kelak ia tidak canggung dalam

menjalankan fungsinya sebagai istri bagi suaminya dan sebagai ibu bagi

anak-anaknya.

 

Bagaimana Mengihklaskan Amal ?

 

Dengan selalu mengingat,menjaga dan memelihara tujuan pembentukan rumah

tangga, yaitu mencari ridho Allah swt, akan menghasilkan keikhlasan dalam

beramal.

 

Dasar dalam membangun rumah tangga adalah karena takwa kepada Allah swt,

yaitu adanya muroqobatullah (kesertaan Allah swt dalam setiap gerak

langkah), mengutamakan keridhaan Allah swt, menjauhi kebencianNya serta

komitmen terhadap pengarahan Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw serta

adanya keyakinan bahwa berrumah tangga adalah ibadah guna mendekatkan diri

kepada Allah swt. Takwa inilah yang akan menghasilkan kebahagiaan dalam

keluarga dimana masing-masing anggota dalam keluarga berusaha menjalankan

tugas dan kewajibannya untuk menggapai ridha Allah swt.

 

Dan yang terakhir, kebahagiaan keluarga hanyalah bagi mereka yang

mendasarkan kehidupan keluarganya pada ibadah karena Allah swt.

 

Oleh Nisaa Disarikan dari : „Membangun Infrastruktur Keluarga Muslim" (B.

Ariani) Ishlah 67/IV/96