Hikmah Al-Qur'an
[ Hikmah Terbaru ] [ Indeks Hikmah 2001
] [ Indeks
Hikmah 1998-2000 ]
AMAL YAUMI SETIAP MUSLIM
“Demi
masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang beriman dan beramal saleh dan wasiat-mewasiati supaya
(mentaati) kebenaran dan wasiat-mewasiati (supaya) menetapi kesabaran”
(Q.S. Al 'Ashr: 1-3)
BAGAIMANAKAH
SEHARUSNYA SETIAP MUSLIM MENGISI WAKTU
Iman selalu
bertambah dan baerkurang. Bertambah karena melaksanakan perintah Allah swt,
berkurang karena maksiat/melanggar larangan Allah swt. Dengan demikian Iman
itu selalu dinamis, tidak setatis. Hanya ada dua kemungkinan untuk Iman,
apakah bertambah atau berkurang. Tidak ada kemungkinan yng ketiga. Oleh
karena itu setiap muslim dan muslimah haruslah bijaksana dalam menggunakan
waktu. Yang terpenting adalah agar Iman selalu bertambah, dijaga jangan
sampai berkurang.
Perhatikan
firman Allah swt. "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh dan
wasiat-mewasiati supaya (mentaati) kebenaran dan wasiat-mewasiati (supaya)
menetapi kesabaran." (Q.S. Al 'Ashr: 1-3)
"Maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sunguh-sungguh (urusan) yang lain, dan kepada Rabbmu saja seharusnya kamu
berharap." (Al-Insyiroh : 78)
"Sesungguhnya
dalam penciptaan banyak lasngit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang, mterdapat tanda-tanda bagi ulul albab, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring serta mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Rabb kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa api neraka." (Ali Imron : 190-191)
Aisyah r.a.
berkata:
Artinya, "Bahwasannya Rosululloh SAW selalu berdzikir kepada Allah
di setiap waktu."
(HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Rasulullah
saw. Bersabda :
Artinya, "Sesungguhnya mataku terpejam tapi hatiku tidak pernah
tidur."
Allah swt.
Mensifati orang-orang yang beriman dengan gambaran jelas dan terperinci
seperti tercantum dalam surat Al-Furqon :
Artinya, "Ibadurrahman (Hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih) itu
(ialah) orang-orang yang berjalan dimuka bumi dengan rendah hati dan
apabila orang jahil (bodoh) menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari degan
sujud dan berdiri kepada Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata,
"Ya Rabb kami, jauhkanlah adzab Jahannam dari kami, sesungguhnya
jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka berlebih-lebihan dan
tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan mereka itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyeru ilah yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh nafs (jiwa) yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan alas an yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang
melakukan semua itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) (dosa-(nya). (Yakni)
akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal
dalam adzab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal sholih; mk mereka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal sholih, mk sesungguhnya
diabertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan
orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka
bertemu dengan (orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaedah (laghwun) mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya.
Dan orang-orang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka ,
mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan
orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." Mereka itulah
orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena
kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat
di dalamnya. Mereka kekal didalamnya. Syurga itu sebaik-baik tempat menetap
dan tempat kediaman. Katakanlah (kepada orang-orang musyrik) : "Rabbku
tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (tetapibagaimana
kamu beribadah kepada-Nya), padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya?
Karena itu kelak (adzab pasti menimpamu)." (Al-Furqon : 64-68)
"Sesungguhnya
Rabbmu mengetahui bahwa kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga
malam, atau seperdua (setengah) malam atau sepertiganya dan (demikian pula)
segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat
menentukan batas-batas waktu utu, maka Dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui
bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan dimuka bumi mencari sebagian dari karunia Allah;dan oraang-orang
yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka baacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan
berikanlah pinjaman kepada Allahsuatu pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa
saja yang kalian perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya
di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya.
Dan mohonlah ampun kepada Allah;sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Al-Muzammil: 20)
Rasulullah
saw. Bersabda:
Artinya, "Sebagian dari tanda baiknya keislaman seseorang, dia
meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat."
(Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Juga dalam
sabdanya yang lain tentang sifat orang yang beriman :
Artinya, "Sekali-kali tidak akan kenyang seorang yang beriman dari
berbuat kebaikan sehingga akhirnya (masuk) jannah (surga)."
(Diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Waktu adalah
hidup itu sendiri. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup.
Menyia-nyiakan hidup berarti melakukan dosa, karena manusia hrs bertanggung
jawab di hadapan Allah swt. Atas nikmat yang dikaruniakan kepada manusia
yang salah satunya adalah nikmat kehidupan.
Perhatikan
beberapa ayat dibawah ini :
"…Kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu di
dunia itu)." (At-Takatsur: 8)
"Tidakkah
dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala
perbuatannya)." (Al-'Alaq: 14)
"Dan
sungguh Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh nafsunya (hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat
lehernya, (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu
ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya (malaikat) pengawas
yang selalu hadir (Raqib dan 'Atid)." (Qof: 16-18)
"Kepunyaan
Alllahlah segala apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya,
niscaya Allah akan membuat perhitungan (tentang perbuatanmu). Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 284)
Rasulullah
saw. Bersabda :
"Tidak akan bergerak kaki seorang hamba pada hari Qiyamat, sebelum
ditanya tentang umur dalam hal apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa
ia pergunakan, tentang harta kekayaan dari mana dia dapatkan dan ke mana ia
belanjakan tentang badannya dalam hal apa dirusakkan."
(HR.Imam At-Tirmidzi).
"Dari
Abu Hurairah berkata : Ketika Nabi saw. Membaca "Yauma idzin
tuhadditsu akhbaaroha" beliau bersabda, "Tahukah kamu apakah
khabaar bumi itu ?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui." Nabi bersabda, "Khabar bumi itu ialah menjadi
saksi atas perbuatan hamba-hamba laki-laki dan perempuan sebagaimana yang
terjadi di atasnya, bumi berkata, "Kamu telah berbuat ini dan itu.
Maka itulah khabar beritanya."
(HR. Imam At-Tirmidzi).
MANUSIA
ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG MULTI DIMENSIONAL
Manusia
adalah makhluk Allah swt. Yang multi dimensional, artinya memiliki banyak
aspek. Pada dasarnya manusia terdiri dari tiga aspek yang berkaitan, yaitu
;
Aspek Ruh.
Aspek Jasmani.
Aspek lingkungan.
Bila
dirincii lagi, maka aspek Ruh terdiri dari tiga unsur :
Kemampuan untuk mempercayai sesuatu.
Kemampuan untuk merasakan sesuatu keadaan.
Kemampuan untuk berfikir.
Aspek
Lingkungan pada pokoknya terdiri dari tiga unsur :
Ekonomi/Maaliyah.
Sosial/Ijtimaiyyah.
Politik/Siyasiyah.
ASPEK-ASPEK
PRIBADI MUSLIM
Untuk tujuan
pembinaan praktis mk kita kembangkan tujuh aspek pribadi muslim dan
muslimah yaitu :
Aspek keyakinan.
Aspek mental.
Aspek pemikiran.
Aspek jasmaniyah.
Aspek Maaliyah.
Aspek Ijtima'iyah.
Aspek Siyasiyah.
Aspek
keyakina
Pengertian
Yang
dimaksud dengan aspek keyakinan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk meyakini kebenaran Dienul Islam. Sasaran
pembinaan Setiap muslim dan muslimah wajiblah memiliki keyakinan yang teguh
mengenai kebenaran ajaran Islam.
Sarana
pembinaan
Hendaknya
setiap muslim dan muslimah membiasakan amalan-amalan sbb : Membaca
Al-Qur'an Karim minimal satu juz setiap hari dan maksimal sepuluh juz
setiap hari.
Tadabbur terhadap Al-Qur'an Karim, yang ideal pagi lima ayat perhari dan
sore lima ayat perhari.
Tadabbur secara khusus mengenai ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan
masalah keimanan.
Tadabbur terhadap hadits dan siroh rasul dalam masalah keimanan.
Tadabbur terhadap nasehat para Sahabat r.a. khususnya dalam masalah
keimanan.
Tadabbut terhadap nasehat para Alim Ulama 'Salafu Sholih dalam masalah
keimanan.
Tadabbur terhadap ciptaan Allah swt. Di alam semesta.
Tadabbur terhadap diri sendiri dengan segala tanda-tanda keagungan Allah
swt. Yang ada pada tubuh manusia.
Tadabbur terhadap segala karunia Allah yang telah diberikan kepada manusia.
Selalu berusaha untuk taat kepada Allah swt. Dan Rosulnya dalam segala hal.
Selalu mengamalkan doa-doa dan wirid yang diajarkan oleh Allah dalam
Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Selalu berusaha dengan sekuat tenaga menghindari dosa-dosa besar maupun
kecil, maksiat, laghwun dan lahwun.
Selalu memohon kepada Allah swt. Agar dijauhkan dari segala keburukan
dengan doa-doa ta'awwudz yang diajarkan Allah swt dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah.
Aspek
mental
Pengertian
Yang
dimaksud dengan aspek mental adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan
perasaannya (emosinya) dlmberbagai situasi.
Sasaran
Pembinan
Setiap
muslim dan muslimah wajiblah memiliki kemampuan mental yang tertinggi yaitu
sabar dalam melaksanakan perintah Allah swt, menjauhi larangan-Nya dan
menerima Qodlo dan Qodar-Nya. Begitu juga bersyukur kepada Allah swt.
Dengan hati, lisan dan perbuatan atas karunia-karunia Allah yang telah
diberikan kepadanya.
Sarana
Pembinaan
Menguatkan
iman kepada hari akhir dengan bertadabbur terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah
mengenai remehnya kehidupan dunia, kekekalan kehidupan akhirat dan
kepastian bahwa setiap makhluk hidup akan mati. Juga tadabbur mengenai alam
barzah dan alam akhirat melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Hidup zuhud dan
wara'. Menguatkan iman terhadap qodho' dan qadar Allah dengan tadabbur ayat
Al-Qur'an ataupun hadits Rasul yang berkenaan dengan masalah tersebut .
Melaksanakan shalat fardu dengan berjama'ah. Ziarah kubur secara islami
(khusus pria). Tadabbur terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah mengenai sabar dan
syukur. Membaca siroh Rosul saw, siroh para sahabat dan orang-orang sholih
untuk mengambil I'tibar tentang kekuatan mental mereka dalam menghadapi
segala hal. Melaksanakan shiyam wajib dan sunnah. Melaksanakan shalat
sunnah, terutama qiyamul lail. Mengurus jenazah.
Aspek
pemikiran.
Pengertian
Yang
dimaksud dengan aspek p-0emikiran adalah kemampuan seseorang untuk
mendekati masalah serta memecahkannya dengan menggunakan kegiatan berfikir.
Sasaran
Pembinan
Setiap
muslim dan muslimah wajiblah memiliki kemampuan berfikir yang memadai
dengan memiliki ilmu-ilmu fardlu 'ain dan fardu kifayah. Sehingga memiliki
kemampuan utuk mendekati dan memecahkan masalah, baik masalah pribadi,
keluarga, masyarakat maupun negara.
Sarana
Pembinaan
Selalu
mempelajari Al-Qur'an, Al-Hadits Nabawi, As-Siroh An-Nabawiyyah dan Siroh
Salafus-Solih. Membaca buku-buku tentang ilmu-ilmu dien yang hukumnya fardu
'ain kemudian ilu-ilmu fardu kifayah. Membaca buku-buku tentang problema
ummat Islam, baik local, regional, nasional, maupun internasional.
Membaca buku-buku saintifik dan teknologi tepat guna. Selalu aktif dalam
kegiatan diskusi-diskusi yang bersifat ilmiah. Aktif mengikuti
seminar-seminar ilmiah. Latihan pidato dan mengajar. Aktif dalam kegiatan
tulis menulis.
Aspek
jasmaniyah.
Pengertian
Yang
dimaksud aspek jasmaniah adalah hal ihwal yang berhubungan dengan tubuh
(badan) manusia.
Sasaran
Pembinan
Setiap
muslim dan muslimat wajiblah memiliki tubuh yang sehat dan kuat sehingga
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka menegakkan Islam.
Sarana
Pembinan Menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan. Menjaga diri
agar tidak jatuh sakit. Memakan makanan yang halal, bergizi seimbang dan
alami. Menghindar untuk memakan dan minum yang haram dan syubhat.
Menghindari makanan dan minuman yang bias melemahkan tubuh (rokok, syrup,
makanan kaleng), makanan & minuman dengan memakai bahan tambahan
(aditif) buatan yang lainnya. Berobat secara syar'I bila sakit. Mempelajari
buku kedokteran menurut tuntunan Nabi saw. (Thibbun Nabawi). Memiliki
keahlian dan keterampilan dalam salah satu bidang olah raga. Berusaha
meningkatkan kekuatan tubuh dan kesegaran jasmani. Mengadakan siyahah
(perjalanan jauh). Olah raga, dengan frekuensi 2-3 kali perminggu dengan
waktu 20-40 menit (atau sesuai dengan petunjuk dokter).
Aspek
Maaliyah.
Pengertian
Yang
dimaksud aspek maaliyah adalah hal ihwal yang berhubungan dengan kemapuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan materiil yang pokok, yaitu sandang,
pangan dan papan. Juga kebutuhan Ruhiyah yang pokok yaitu kebutuhan
terhadap bimmbingan Islam, ilmu pengetahuan dan teman hidup (suami, istri
dan anak).
Sasaran
Pembinan
Setiap
muslim dan muslimah wajiblah memiliki harta sehingga dapat memenuhi
kebutuhan baik jasmani, rohani maupun social. Di samping itu setelah
selesai melaksanakan tugas kewajibannya dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, mk wajiblah untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan
ketentuan syari'at Islam dan juga infaq fie sabilillah.
Sarana
Pembinan
Wajib
bekerja untuk mencari rizki yang halal dengan cara yang halal. Menggunakan
harta dengan cara yang halal dan hemat. Menghindari dari tabdzir, isrof dan
kemewahan. Menghindari sejauh-jauhnya dari riba. Menggalakkan infaq atau
shadaqoh fi sabilillah. Menabung untuk menghadapi kebutuhan mendadak. Mempellajari
syari'at Islam yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Menggalakkan
kewiraswastaan dalam bidang ekonomi. Menggalakkan kerja sama dalam bidang
ekonomi. Menggali potensi-potensi ekonomi.
Aspek
Ijtima'iyah.
Pengertian
Yang
dimaksud dengan aspek ijtima'iyyah adalah hal ikhwal yang berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk berukhuwah Islamiyyah dengan sesama
orang-orang beriman.
Sasaran
Pembinan
Setiap
muslim dan muslimah wajiblah untuk minimal dirinya selamat dari sifat
merugikan orang lain dalam pergaulan, seperti kebencian, kedengkian, iri
hati, egoistis, atau mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan
kepentingan orang lain. Sedangkan sasaran maksimal adalah tertanamnya jiwa
itsar (lebih mengutamakan duniawi saudaranya seiman diatas kepentingan
duniawinya sendiri).
Sarana
Pembinaan
Berusaha
menghindari pertikaian yang disebabkan karena perbedaan pemahaman antara
sesama muslim. Mempelajari risalah-risalah tentang persaudaraan dalam Islam
sepanjang ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Selalu berusaha untuk ta'aruf
(saling mengenal) sesama orang beriman. Berusaha mengindari sejauh-jauhnya
dari sikap ta'assub kepada pendapat para imam mujtahid dalam masalah yang
masih diperselisihkan. Menjauhi debat kusir. Berusaha menjauhi sikap mudah
mengkafirkan orang lain tanpa ada bukti nyata yang dibenarkan oleh syari'at
Islam. Selalu wasiat-mewasiati dengan kesabaran, kebenaran dan kasih saying
(marhamah). Memupuk keikhlasan dalam segala hal, baik dalam melontarkan
pendapat, mengadakan suatu kegiatan atau meluruskan pendapat orang lain.
Mengadakan perkumpulan-perkumpulan secara rutin (yang bermanfaat).
Mengunjungi teman sesama orang beriman yang sedang ditimpa musibah. Selalau
mengadkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (amal
jama'I). Selalu mencari titik temu dengan pihak-pihak yang saling
berselisih antara sesama orang beriman. Menanamkan jiwa cinta persatuan
antara sesama orang-orang beriman. Berusaha untuk bersepakat dalam
masalah-masalah pokok Islam dan bertenggang rasa terhadap pendapat orang
lain yang berbeda dalam masalah cabang-cabang dari Islam (masalah-masalah
furu'iyah). Mempelajari fiqih menurut madzhab yang dipeluk oleh mayoritas
di mana kita berada. Menghindari ta'assub kepada kelompok tertentu tanpa
memperhatikan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Menggalakkan semangat kembali
pada Al-Qur'an, hadits nabi dan siroh nabawiyah dalam semua masalah
diiniyah.Menjaga hak orang lain terutama hak milik harta, kehidupan
(darah), kehormatan (keturunan), dien (pandangan hidup), dan hak akal.
Aspek
Siyasiyah.
Pengertian
Yang
dimaksud dengan aspek siasiyah adalah semua hal yang berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatur orang lain baik keluarga, kelompok,
masyarakat, maupun negara dan badan-badan internasional.
Sasaran
Pembinan
Agar setiap
muslim dan muslimat mampu mengatur dan memimpin minimal keluarganya. Untuk
selanjutnya mampu memimpin kelompok, masyarakat, negara maupun badan-badan
internasional.
Sarana
Pembina
Ilmu-ilmu
tentang kepemimpinan dalam Islam. Mempelajari ilmu management dan
administrasi. Mengenali manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya
(humanivora). Mengamati kegiatan-kegiatan social, ekonomi, politik dan
budaya masyarakat. Aktif dalam berorganisasi. Berupaya memiliki sifat-sifat
pemimpin yang ideal menurut Islam. Menggalakkan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah-masalah bersama. Menanamkan rasa tanggung jawab
terhadap bawahan karena pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah SWT. Tentang bagaimana ia memimpin anggotanya.
BEBERAPA
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Semua
sarana-sarana pembinaan tersebut diatas hendaknya diupayakan untuk menjadi
kegiatan rutin, bias berupa kegiatan harian, mingguan, bulanan atau
tahunan. Semua kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas bukanlah terbatas
seperti apa yang tercantum, karena ia lebih merupakan contoh-contoh saja
dari pada pembatasan. Dalam pelaksanaannya tentu saja tidak kaku namun
selalu mengingat situasi, kondisi, ruang, waktu dan biaya.
PENUTUP
Bila
kegiatan-kegiatan tersebut diatas dilaksanakan dengan berdasarkan ajaran
Islam dan bertujuan mencari ridlo Allah SWT semata, mk Insya Allah
seseorang akan meningkat setapak demi setapak sehingga menjadi orang mukmin
yang seimbang dari segala aspeknya sehingga mampu mengemban amanat Allah
SWT dalam QS. Asyy-Syuro : 13, At-Taubah : 105, Al-Muzammil : 5, Al-Ankabut
: 1-2, Al-Baqoroh : 214, Ali Imron :142.
"Dia
(Allah) mensyariatkan bagi kamu sekalian dien itu (Dienul Islam, tuntunan
hidup Islam) yang ia (Islam itu) juga Dia (Allah) wasiatkan (perintahkan
dengan tegas) kepada Nuh, Islam itu juga telah kami wahyukan kepadamu
Muhammad, Islam itu pula telah kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan Isa,
tegakkanlah olehmu sekalian Dien itu (Islam) dan janganlah kamu sekalian
bercerai-berai dalam (menegakkannya)."(As-Syuro : 13)
"Dan
katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasu-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu yang telah kamu kerjakan." (At-Taubah : 105)
"Sesungguhnya
Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (Al-Muzammil : 5)
"Alif
laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, "Kami telah beriman.", sedang mereka tidak diuji lagi
?" (Al-Ankabut :1,2)
"Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah, padahal belum dating kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelummu ? Mereka
ditimpa oleh mala petaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya, "Kapankah datangnya pertolongan Allah ? Ingatlah
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al-Baqarah : 214)
"Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang
sabar (di dalam jihadnya). "(Ali Imran :142)
Rasulullah
saw. Bersabda :
Artinya :
"Sesungguhnya tiadalah seseorang akan mampu menegakkan dienullah
(Islam) kecuali barang siapa yang meliputi Islam dari segala
aspeknya."
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
[ Hikmah Terbaru ] [ Indeks Hikmah 2001
] [ Indeks
Hikmah 1998-2000 ]
|