Ringkasan
dari Buku "How to Help Children with Common Problems"
Bagian ke-28
MENANGANI ANAK YANG MEMILIKI HARGA DIRI RENDAH
a. Memfokuskan pada Hal Positif
b. Memberikan Pengalaman Konstruktif
c. Pemberian Imbalan dan Kontrak
I. MEMFOKUSKAN PADA HAL POSITIF
Harga diri yang rendah disebabkan karena perhatian terus-menerus pada
kekurangan anak. Oleh karena itu orang tua harus menonjolkan sisi positif
anak. Susunlah daftar kelebihan/kekuatan bersama anak, sehingga diketahui
tipe anak dan langkah konstruktif apa yang perlu diambil. Anak dapat
menuliskan hal-hal baik yang dimilikinya, ketrampilan dan usaha mereka.
Ini adalah demonstrasi konkrit untuk memfokuskan pada hal-hal positif
alih-alih mengomel tentang kekurangannya.
Memahami perasaan dan mendengarkan anak dengan seksama adalah cara
menunjukkan bahwa anak istimewa. Demikian pula jika orang tua menyampaikan
perasaan menyangkut diri anak. Fokus terhadap hal-hal positif akan membuat
anak merasa lebih dekat dengan orang tua, dan perasaan ini adalah
penangkal timbulnya perasaan tidak berarti dan kesepian.
Feedback positif pada setiap kesempatan akan mengembangkan perasaan diri
yang baik. Hindari mengabaikan anak. Kekasaran dan sinisme tidak dapat
meningkatkan harga diri. Komentar berikut adalah beberapa contoh feed back
positif.
· "Saya senang melihatmu
tersenyum"
· "Kamu sangat sabar ketika saya sedang
sibuk (berbelanja,
memperbaiki mobil, menyiapkan makanan dll.)"
· "Terimakasih karena menolong
adikmu"
· "Saya bangga karena kamu menceritakan
hal yang sebenarnya"
· "Saya bangga kamu mengerjakan
tugas-tugasmu dengan
sungguh-sungguh"
· "Bagus sekali kamu mau menunggu
giliranmu"
· "Saya senang kamu menolong tanpa
diminta"
· "Humormu malam ini sangat bagus"
· "Senang sekali membuat mainan ini
bersama kamu"
Penghargaan yang salah harus dihindari. Anak merasa sangat buruk jika
mereka yakin orang tua berbohong untuk membuat mereka merasa lebih baik. Masih
ada banyak tingkah laku nyata yang positif yang dapat diamati dan disorot.
Ketika anak berkecil hati jangan berharap terlalu banyak pada saat itu.
Bersabarlah dan turunkanlah harapan orang tua. Dengan cara ini anak yang
merasa harga diri nya rendah dapat belajar secara bertahap
mengkompensasikan kelemahannya dengan mengembangkan kekuatannya.
"Kerjakan yang mudah terlebih dulu" merupakan langkah pertama yang
positif, ini lebih baik daripada anak putus asa melihat tugas yang terlalu
banyak
dan merasa sulit menanganinya.
Self-talk positif memiliki kekuatan besar pula. Ajarilah anak berpikir
positif tentang dirinya, "Saya baik-baik saja, Saya dapat
mengerjakan hal itu." Daripada "Saya tidak baik, Saya tidak pernah
mengerjakan sesuatu dengan benar." Mekanisme membenci diri harus
dihalangi
dan dikurangi. Galilah (amati, bertanya) apa hal negatif pada anak dan
sarankan pada mereka untuk menghentikan mengaitkan diri pada kebiasaan
jelek.
Saran orang tua harus jelas dan konkrit. Misalnya dengan menyarankan
hal-hal seperti di bawah ini:
· "Cobalah semampu kamu" lebih
baik daripada berkata "kerjakan
tugas itu lebih bagus dari orang lain"
· Doronglah anak untuk mencoba lebih percaya
diri dan merasa lebih
baik dari hari ke hari
· Buatlah mereka terlibat dan merasa puas
dalam segala hal yang
sedang dikerjakan
· "Tenang, dan bersabarlah"
Bentuk saran-saran di atas akan membesarkan hati anak. Mereka akan melihat
dirinya lebih berarti dan lebih kompeten.
dapat mengerjakan dengan baik dan membutuhkan bimbingan orang lain. Ketika
mereka bertambah kuat, mereka akan menjadi lebih dominan.
II. MEMBERIKAN PENGALAMAN KONSUTRUKTIF
Pengalaman konstruktif adalah beragam aktivitas yang dapat menonjolkan
kelebihan anak. Kalau perlu, gunakan imbalan jika anak nampak tidak ingin
berpartisipasi dalam kegiatan apa pun. Pramuka, musik, hobby, olah raga
dll. adalah kegiatan-kegiatan yang secara potensial baik bagi pengembangan
moral.
Lakukan perencanaan dengan hati-hati untuk menjamin keberhasilannya. Anak
harus merasa adekuat dan kompeten ketika mengikuti aktivitas tersebut.
Pilihlah pemimpin kelompok yang sensitif dan dapat melibatkan keaktifan
setiap orang. Pemimpin yang menekankan pada kemenangan dan hanya mendukung
anak yang mampu adalah tidak tepat. Pemimpin harus menekankan pada
kerjasama, berbagi dengan orang lain dan partisipasi kelompok.
Jika anak kita sangat rendah kemampuannya dibanding anak lain, harus
dicari kelompok yang tepat, yaitu kelompok yang kelihatan tidak berlebihan bagi
anak kita. Sebagai contoh, orang tua akan berhasil jika mengembangkan
program latihan koordinasi yang nonkompetitif bagi beberapa anak yang
kurang mampu. Kegiatan rekreasi yang direncanakan dengan baik
dapat menyenangkan bagi anak yang memiliki harga diri rendah.
Pengalaman konstruktif harus realistik dan tujuannya harus bisa dicapai.
Tugas-tugas harus dirancang sehingga produktif, cukup menantang dan
penting.
Anak harus merasa bahwa mereka memiliki peran positif bagi kelompok,
misalnya dengan menolong orang lain. Di rumah anak perlu dibimbing
mengerjakan tugas, misalnya membantu adik.
Kreatiflah dalam mencari kegiatan yang dapat dilakukan bersama, di mana
anak atau remaja dapat saling menolong. Pekerjaan spesifik, menjadi sukarelawan
di rumah sakit, membaca untuk orang buta, atau berbelanja dengan orang
yang cacad adalah contoh-contoh lainnya.
Lakukan beberapa tindakan strategis yang memiliki akibat positif.
Misalnya,
anak yang harga dirinya rendah tidur bersama dengan saudara yang lebih
optimis dan percaya diri. Interaksi bersama saudaranya tersebut dapat
menjadi contoh baik dan efektif bagi anak yang rendah harga dirinya. Anak
dengan harga diri rendah seringkali menampilkan sikap negatif mengenai
diri dan orang lain.
Teknik lain yang dapat dicoba di rumah adalah dengan memiliki hari VIP
(Very Important Person), di mana seorang anak dijadikan pusat perhatian.
Anggota
keluarga yang lain harus memberikan perhatian lebih, memahami dan mencoba
menyenangkannya. Kegiatan favorit dan makanan favorit harus disediakan.
Beberapa keluarga berhasil baik dengan cara ini. Anak menjadi raja sehari
dan semua keinginannya dipenuhi oleh anggota keluarga lain.
III. PEMBERIAN IMBALAN DAN KONTRAK
Analisa, imbalan apa yang secara khusus diharapkan anak, sehingga usaha
orang tua untuk mengubah perasaan negatif anak dapat lebih efisien.
Setelah
orang tua mengetahuinya, susunlah tujuan bersama anak dan berikan imbalan
terhadap usaha pencapaian tujuan tersebut. Ide dasarnya adalah memberikan
pengalaman pada anak bahwa pencapaian tujuan akan berakibat positif
(memperoleh imbalan dan kepuasan). Dan ini akan meningkatkan harga diri.
Kontrak dapat berupa membersihkan kamar sampai menyelesaikan PR untuk
sejumlah kecil waktu per hari. Termasuk juga anak tidak membuat komentar
diri yang negatif.
Anak harus belajar untuk menolong diri sendiri dan lebih percaya diri.
Setelah memahami kontrak, mereka dapat menulis imbalan untuk mereka
sendiri. Ini mendukung mereka untuk merasa mengendalikan diri. Mereka dapat
mengembangkan kontrak tidak tertulis. "Saya akan menonton televisi
setelah
mengerjakan PR dan membuang sampah ke tempatnya." Kepuasan dalam diri
adalah akibat alamiah dan hasil langsung dari pemenuhan kontrak pribadi.
(Farda
Hasun)